Rabu, 25 Maret 2015

Super Bablas: Dekadensi Paradigma dan Kelatahan yang Serta Merta

Oleh : Yosi Abdian Tindaon   

     Belakangan ini wacana mengenai boyband Korea SuJu (Super Junior) tengah ramai dibicarakan. Wajar saja, beberapa waktu yang lalu, Super Junior baru saja melakukan konser yang bertajuk SuperShow4 di tanah air, tepatnya di Jakarta. Berbagai media, baik cetak maupun elektronik gencar memberitakan mereka. Bahkan sebagian besar pengguna beberapa situs jejaring sosial yang mendunia seperti facebook dan twitter sering mengangkat mereka sebagai tema pembicaraan.

            
         Beberapa hari yang lalu saya sedang menyimak timeline, tanpa sengaja membaca perdebatan sengit antara para fans fanatik SuJu dengan sebuah akun twitter yang menerbitkan beberapa foto dan menuliskan beberapa posting  yang menyatakan bahwa para personel SuJu adalah sekumpulan gay. Pasalnya, di berbagai situs tengah ramai dibicarakan perilaku yang menyimpang dari para personel SuJu yang terdiri dari sembilan lelaki berpenampilan dandy ini. Iseng-iseng dan penasaran, saya kemudian menelusuri perdebatan sengit itu dan juga menilik beberapa foto yang diterbitkan.
            Apa yang saya dapatkan dari hasil penulusuran itu kemudian adalah sangat memprihatinkan. Seorang fans fanatik SuJu yang biasanya disebut ELF, menuliskan “Kalian tidak mengerti adat dan budaya korea, jadi lebih baik tidak usah bicara”. Ironis, seorang generasi muda Indonesia ternyata jauh lebih mementingkan adat dan budaya Korea tinimbang adat dan budaya bangsa sendiri. 

Selasa, 24 Maret 2015

Tentang Gie 2

Jadi

Apa yang kau dapati, kawan

Dalam lesapan massa menjauh

Di keheningan alam kian remang

Serta beku jalanan

Perlahan menularkan bisikan,

Mereka lapar dan kedinginan

Bersantap kelam, menelan kedukaan



Senin, 16 Maret 2015

Tentang Gie 1

Seorang lelaki berkeras hati
Menantang arus dan angin segala lini

Ia masih
Seorang lelaki berlangkah pasti
Dengan pena setajam api

Berangkat padamkan tirani


Minggu, 08 Maret 2015

Menjenguk Kata


Di matamu ada puisi
Wujud frasa panjang
Yang sulit kupahami


Dan tak akan pernah selesai kubaca


Rabu, 19 Juni 2013

Lisan Partisan


Apa kiranya yang menguap
Dari mulut tuan,
Selain gombal usang
Ihwal perubahan dan kemakmuran
(menari di awang-awang)

Atau mungkin sajian
Konflik seratus babak
Lakon mulut rampus sesama partisan


Senin, 18 Maret 2013

Gempita Kuasa

Layar kaca riuh
Akan segala macam perdebatan
Tentang siapa benar, siapa salah
Propaganda tersembunyi di sela
Tawa dan komentar yang membusungkan dada sendiri

Merdeka atau mati?
Sekarat!
Nyaris tercekik tangan sendiri


Minggu, 24 Februari 2013

Sajak di Keheningan

Terpentalkah aku, Tuhan?
Dalam dunia yang aku sendiri tak kenali

Tersesatkah aku,
Mengeragap dalam wadah yang asing
Jatuh ditelan kegugupan sendiri menghadapi imajinasi ini?

Salahkah aku,
Bila tak kutelan segala bisa di sebentuk cawan
Ketika dia memintaku bersulang merayakan malam?

Beri aku airmata,
Kerontang sudah penglihatanku akan gemerlap dunia