Selasa, 21 Februari 2012

Dialog Kabut: Hujan di Tepian Kaca

Beberapa kali waktu
Terjaga sebab beberapa bebunyian samar
Merembes dari arah jendela



Suara tetesan itu adakalanya nyaring
Lain waktu terasa mencekam
Menyempurnakan sepi
Meningkahi dingin merasuk diam-diam

Hujan dan kaca
Berdua
Menjadikan kabut di jendela:
Aku tak bisa melihat
Ke luar sana

Senja Tak Terbaca

Senja, satu kali di Desember

Bermula dengan garis sejajar
Menikung
Membentuk pola
Lantas huruf hidup



Temaram adalah malam yang mengulurkan tangan
Bulan menyingkap, seperti ingin tahu
Apa gerangan yang membuat dia memberi tapal pembicaraan ?
Ataukah langit telah lebih dulu merajahkan
Lakon tentang kitab yang tak punya terjemahan ?

Ini kali bukan trilogi kisah waktu lalu
Yang di ruas-ruasnya ada pahlawan cerita
Super hero dalam skenario
Hingga
Tak jarang meriak senyum di ke-diaman
Pun penasaran tak berkesudahan

Mungkin hanya seberapa kelompok kata
Berulang kali diulang mencari pemaknaannya
Seribu kali kuguratkan peran,
Tak menepis kenyataan:

Tak tergambarkan