Tak terkata lagi
Tampaknya mudah karena kau tak berasa bagaimana ku cerca
Sulit
Sungguh sulit
Sejak aku menyadari semua akan memasungku
Menjadi sosok dengan sejuta beban tak tertahan
Sakit
Tubuhku tak sanggup menahan beban serupa rajam menghantam!
Berkali-kali kusaksikan diriku mati
Namun entah kenapa mata tetap menyapa bayang
Demikian juga paru tetap menghela hampa di udara
Kurasa ada lubang besar dalam hatiku
Entah beberapa lama saat aku tak lagi bisa temukan
Dengan apa akan kutimbun cela di dada
Aku sadar
Sesadar-sadarnya
Hingga kadang berasa malu pada diri sendiri
Bukan waktu yang tepat lagi bagiku untuk berlaku manja
dan mencari siapa bersalah
atau aku enggan akui diriku salah
mungkin ya
mungkin tidak
kukataan sekali lagi!
Jangan memvonis seakan aku manusia manja yang pelihara rasa gila dalam jiwa
Sebab kau tak rasa!
Sebab kau tak reka!
Dan aku tak pinta kau berkata!
Tak berbeda dengan siapa saja
Pun tak ingin ungkap ketakutan tak beralasan
Lantas,
Bagaimana jika ternyata ada banyak sebabnya?
Sebab diri gelisah
Sebab diri merasa tak temukan esensi berikat antara impuls peristiwa
Sebab terasa semua menjauh dari rengkuhku
Tak ayal kalian kerap ciptakan kecewa tak berkira dalam ingatku
Ini diri
Dengan bola api kemarahan di kedua belah tangan
Dengan rasa benci tertekan
Dengan kata yang mengedepankan ketegasan yang mereka kira berlebihan
Dengan laku kaku, sebab tak ku rasa perlu bicara jika tak ada perlunya
Basa-basi kini menjijikkan
Aku kehilangan senyumku
Bibirku kelu
Tak sanggup bentuk lekukan kecil yang mereka sebut senyuman
Pun jika kadang tak serupa makna dalam bayangan
Siapa peduli
Dalam otak mereka adalah yang indah dan baik pula
Sunyi sesunyi mati
Dingin seakan beku
Hampa hingga mati rasa
Sakit sampai ingin akhiri
Tak ada
Tak akan ada orang mau dengarkan
Bahwa aku tak suka sendirian
Mereka kan bicara
Seakan aku orang gila yang coba bersuara tentang kewarasannya
Menjerit-jerit tak terkendali
Siapa peduli?
Orang-orang sibuk
Teman tak lagi sosok yang baik untuk sekedar mendengarkan
Terlebih menenangkan
Mungkin akan disebut sebagai orang yang terjebak dalam kebodohannya sendiri
Ah, entahlah
Sekali lagi
Siapa peduli akan kompleksitas ini?
Kau peduli?
Tidak!!!
Siapa peduli…..........?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar